Entri Populer

Jumat, 29 April 2011

Konseptor Hotel, Resort, Cafe&Resto, Themepark, Kawasan Wisata

Diky and Associate adalah konsultant Pariwisata dan Perhotelan. Awalnya perusahaan ini saya jalankan sendiri guna membantu teman-teman dan juga pemilik modal dalam malakukan investasi di dunia Perhotelan dan Pariwisata. Diky and Associate secara aklamasi berdiri sejak tahun 2009. 

Visi dan Misi  "Diky and Associate" adalah mewujudkan mimpi dari pemilik modal agar memiliki bisnis yang Feasible, Profitable dan memiliki nilai Prestius sehingga menjadi kebanggaan bagi semua pihak yang terlibat. kami disini tidak menentukan jumlah besarnya Nominal fee untuk kami namun lebih mengedepankan pada system "Amanah" dalam arti bersama sama dengan pemilik modal memastikan usaha ini berjalan dan untung agar semua pihak dapat memetik buah manisnya kelak di kemudian hari. 

Diky and Associate memiliki team yang siap membantu Pemilik modal dalam membuat sarana akomodasi, Pariwista dan lain-lain dengan kelas Bintang. Team kami memiliki pengalaman mulai dari non bintang 2 sampai Bintang 5plus. Team kami juga berasal dari beberapa belahan dunia (optional) mulai dari Asia sampai Eropa. 

Kami percaya dibalik semua itu hal yang paling penting adalah ITIKAD & ETIKA tanpa di dasari itu semua maka akan sia-sialah apa yang dicanangkan. semoga Tuhan YME selalu menyertai kita semua... Amien..   

The Rich Jogja Hotel


Pasca erupsi Gunung Merapi Th 2010, Jogja mengalami perkembangan Pariwisata yang sangat menabjubkan. Indikator nyata yang dapat dilihat adalah dengan dari banyaknya sarana akomodasi berbintang yang dibangun di Jogjakarta.Di kesempatan ini, saya akan menyampaikan  beberapa ulasan dan pandangan saya tentang kondisi pariwisata khususnya perhotelan di Prop DIY. 

Jogjakarta sebagai Daerah Istimewa memang memiliki banyak keistimewaan. dimulai dari cerita heroik keluarga kraton dijaman penjajahan sampai kepedulian figur Sang Raja Hamangku Buwono IX. Kisah-kisah mistik juga banyak di dapat di Propinsi yang memiliki blankon motif khusus ini, misal kisah tentang Ratu Laut Selatan yang di kenal dengan Nyi Loro Kidul, Nyi Blorong dan Bandung Bondowoso dengan Candi Sewunya.
Seiring dengan kemajuan jaman, banyak sekali budaya, cerita dan mitos jawa yang mulai di tinggalkan. kebanyakan anak muda sekarang akan menolak bila diminta untuk menyanyi tembang jawa ataupun karawitan. namun disisi lain karaoke thematic tumbuh menjamur disini si luar club-cluyb malam tempat anak muda clubbing. dari moda transportasi, kita akan kaget karena jarang sekali kita melihat mahasiswa bersepeda. Pemangangan yang di sajikan adalah kemacetan lalulintas karena para mahasiswa kebanyakan naik Mobil dan motor ke kampus-kampus mereka.  dinamika inilah yang akhirnya membawa mahasiswa mulai tinggal di akomodasi independent atau executive dormitory..

Ketika executive Dormitory bisa dijual dengan harga jutaan ruiah perbulan, hal yang dapat kita petik adalah suatu peluang bahwa Jogja potensi untuk akomodasi yang executive namun relative terjangkau. hal inilah yang jadi titik balik banyaknya berdiri hotel-hotel budget dan Condotel di jogjakarta. benang Merahnya adalah Condotel sedikit diatas dormitory namun menghasilkan uang dan memiliki nilai prestisius tersendiri. 

Sedangkan Budget Hotel, terkesan lebih bersih, modern, minimalis dan terjangkau. ini sanga cocok dengan semangat dan jiwa muda di jogjakarta.seiring banyaknya hotel-hotel binatng2-3 di jogja, maka investorpun melihat adanya kekosongan untuk kelas bintang 4-5. tanpa kontrol yang ketat, mereka masing-masing berlomba-lomba membangun akomodasi sesuai keinginan mereka.

Ironisnya, semua baru sadar bahwa semua berpikiran sama sehingga baru menyadari seluruh project ini nyaris selesai ditahun yang sama dan membidik target yang sama. Saya melihat ada yang salah disini. Apakah tidak ada yang membatasi pembangunan ataukah tidak adanya koordinasi semua pihak. disisi lain, object pariwisata nyaris tidak ada 1 pun yang baru yang bertaraf nasional apalagi internasional. pertanyaannya apabila belasan sarana akomodasi itu selesai dalam waktu yang sama dan tidak ada tujuan wisata baru, maka dapat dipastikan akan terjadi persaingan bisnis yang tidak sehat yang dapat merusak kepercayaan investor menanamkan modalnya di Jogjakarta. 

hal yang dapat saya lakukan disini adalah memutar otak menciptakan produk yang lain dari pada yang lain dengan biaya seminim mungkin. inilah akhirnya cikal bakal kami dalam membidani kelahiran "The Rich Jogja Hotel"
Berdiri di lahan Seluas 7300m2 di Jln.Raya Magelang km6, Hotel "The Rich Jogja" mengusung konsep Heritage. di hotel ini semua tamu akan merasakan kenyamanan ambiance khas jaman Kolonial. sirkulasi udara yang maksimal. apabila kita menengok ke dalam kamar, perabotan yang di tawarkan pun benar-benar beda dari hotel kebanyakan. headboard, dressing table dan mattress size juga luar biasa. The Rich Jogja menawarkan min "Dual Qeuen size untuk  twin bednya dengan kata lain Twin Bed standardnya bisa dipakai untuk 4 orang.

Menengok gerbang utama, The Rich Jogja menempatkan 1 Orang staff di gerbang utama dengan pakaian khas kolonial. hal ini menciptakan kesan Prestisius, Exclusive dan Private sehingga akan menjadi kebanggaan bagi semua tamu yang menginap. The Rich Jogja memiliki 182 terdiri dari Superior, Deluxe, Suite dan  Penthouse.  disamping itu The Rich Jogja juga memiliki 8 function room dan Ballroom dengan kapasitas 1300pax.    

Dengan konsep dan fasilitas diatas, The Rich Jogja diyakini akan menjadi hotel dengan diferensiasi tersendiri yang akan memiliki pasar tersendiri. disamping harga yang sangat terjangkau kalau tidak bisa disebut murah. semoga apa yang kami konsep, pikirkan dan hadirkan dalam bentuk nyata akan bermanfaat bagi masyarakat banyak, menopang perekonomian, menciptakan lapangan pekerjaan dan memperkaya industri pariwisata baik indonesia maupun Jogjakarta Khususnya... Amien









Jumat, 21 Januari 2011

Dunia Pariwisata Indonesia

Terkadang kita tidak menyadari bahwa Tanah Air kita, Republik tercinta ini sangat kaya akan pariwisata. Kita memiliki semua aspek dibidang pariwisata baik Tanah, Air, Udara, Hutan, laut, Budaya, kultur, kuliner dan lain-lain. Sayangnya banyak dari kita tidak menyadari hal tersebut. Bahkan tidak sedikit yang meragukan hal diatas.

Ketika saya melakukan perjalanan ke beberapa negara lain disekitar kita, saya menyadari bahwa orang-orang dinegara tersebut harus merogoh kocek cukup dalam untuk melihat keindahan panorama, kultur, budaya dan bahkan mereka mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk mencicipi aneka makanan.

Saya percaya dunia pariwisata bisa menjadi tempat sandaran kita disaat mineral kita sudah mulai habis. Hal ini dikarenakan Pariwisata tidak memiliki keterbatasan sumber daya. karena selagi kita hidup maka budaya akan terus berkembang. inilah salah satu sumber yang tak lekang dimakan waktu.

Untuk itu, Saya dengan segenap kemampuan berusaha mengembangkan Dunia pariwisata agar kelak dapat menjadi kebanggan kita bersama dan dinikmati oleh anak cucu kita kelak.